PERTANIAN dan PARIWISATA, BISAKAH BERSATU?
Gambar 1.1
|
Gambar 1.2
|
Gambar 1.3
|
Indonesia terkenal
dengan sebutan sebagai negara maritim karena Indonesia terdiri dari 13.466 pulau. Selain sebagai negara maritim
Indonesia juga menyandang gelar yang tak kalah terkenalnya yaitu sebagai negara
agraris yang sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai
petani. Sawah terbentang luas dari sabang sampai merauke yang menghiasi pelupuk
mata.
Dalam arti yang
sempit pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam.
Sedangkan dalam arti yang luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
Sedangkan dalam arti yang luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
Berhubung
judul di atas membahas tentang pertanian dan pariwisata, maka selanjutnya saya
akan membahas hal hal yang berkaitan dengan
pariwisata. Kata pariwisata yang berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri
dari 2 bagian yaitu “pari” dan “wisata”. Kata “pari” memiliki pengertian
bersama, atau berkeliling. Sedangkan kata “wisata” memiliki pengertian
perjalanan. Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan
perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke tempat yang lain.
Menurut
pendapat saya sendiri, pariwisata adalah sebuah industri hiburan, di mana orang
atau sekelompok orang mengeluarkan uang untuk mendapatkan hiburan berupa
perjalanan yang menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat menghibur hati.Dengan
berkembangnya zaman, pariwisata sudah berubah dari sekedar kegiatan untuk
mengusir kebosanan menjadi sebuah gaya hidup. Ditambah lagi sekarang adalah
zaman globalisasi dimana sesuatu yang awalnya sulit menjadi mudah, masalah
berat menjadi ringan, jarak yang awalnya jauh menjadi dekat bahkan terlihat
sempit (bumi). Hal ini ada kaitannya
dengan pariwisata, mengapa? Karna dengan canggihnya teknologi dalam hal
ini yang dimaksud adalah transportasi seperti pesawat orang bisa pergi
kemanapun sesuka hatinya bahkan mengelili dunia dengan mudah.
Bertolak
dari hal di atas, mungkinkah pertanian dan pariwisata bersatu? Apakah pertanian
dan pariwisata dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan mewujudkan
kesejahteraan ekonomi dan sosial yang berjalan selaras dan seimbang bagi rakyat
Indonesia? Baiklah mari kita bahas berikut ini.
Sebagai
objek pembahasan, saya mengambil contoh yaitu propinsi Bali. Alasannya karena pulau Bali terkenal dengan subak
(pertanian), keindahan, serta keunikan budayanya (Pariwisata). Sekarang kita
lihat apa perbedaan Bali yang dahulu dengan Bali yang sekarang. Bali yang dulu
adalah Bali yang suasananya masih alami, asri, berbudaya (unik dan kental),
serta pertanian hampir memenuhi tanah di Bali. Tetapi sekarang Bali tak seindah
dulu, Tanah yang dulunya kerap menjadi area persawahan, kini beralih fungsi
berubah menjadi area pertokoan, SPA, hotel, restoran, villa, café, dan
sebagainya. Tentu saja tempat-tempat tersebut disediakan untuk wisatawan baik
asing mupun lokal yang datang ke Bali. Hal ini akan berdampak buruk bagi budaya
dan ekonomi Bali di masa depan.
Pertanian
merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Terutama di Bali semakin bertambah
tahun penduduk di Bali bertambah semakin banyak dikarenakan jumlah wisatawan
setiap tahunnya yang semakin meningkat. Oleh sebab itu pertanian merupakan
bidang yang harus tetap dijaga dan dipertahankan kelestariannya jangan sampai
punah hanya karena alasan untuk menyambut dan menjamu para tamu tersebut.
Sebenarnya
apa yang menjadi daya tarik Bali sebagai tempat wisata terkenal di dunia?
Jawabannya adalah keindahan alam serta kebudayaan yang unik. Keindahan alam
yang dimaksud adalah kelautan dan pertainan. Mereka datang ke Bali untuk
melihat dan menikmati keindahan serta kebudayaannya. Apa jadinya jika
perlahan-lahan area persawahan sedikit demi sedikit berubah menjadi area
pertokoan, SPA, hotel, restoran, villa, café, dan sebagainya? Apa yang akan
menjadi daya tarik Bali bagi wisatawan asing jika apa yang mereka nikmati di
Bali tidak ada bedanya dengan negara asal mereka?
Memang
sektor pariwisata sangat membantu dalam meningkatkan devisa negara. Tapi
pemerintah juga harus memperhatikan sektor pertanian serta nasib para petani. Sebenarnya
yang membuat lahan pertanian menjadi
alih fungsi lahan adalah kebijakan pemerintah sendiri. Berikut ini adalah fakta
mengenai apa yang dialami oleh petani.
Ø Harga
jual hasil produk pertanian dipatok dengan harga yang murah karena para petani
tidak mempunyai akses langsung ke pasar, sehingga mereka harus melewati
pendistribusian yang panjang.
Ø Oleh
karena itu tidak jarang kalau kita mendengar petani mendapatkan untung yang
rendah bahkan rugi. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Ø pemerintah
menaikkan pajak bumi dan bangunan sehingga tidak jarang juga para petani
menggunakan solusi terakhir yaitu dengan cara menjual tanah sawahnya. Inilah
yang menjadi pemicu permasalahannya.
Ø Pemerintah
lebih condong ke arah pembangunan jangka pendek daripada jangka panjang.
Lalu
langkah apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan menangulangi hal buruk
mengenai nasib petani dan perekonomian Bali di masa depan? langkah pertama dari
sector pariwisata yaitu peran pemerintah yang sangat dibutuhkan. Pemerintah
harus membuat kebijakan mengenai pembatasan jumlah investor baik asing maupun
lokal yang bermaksud untuk berbisnis di sektor pariwisata seperti hotel, villa,
restoran, dan sebagainya harus dibatasi jumlahnya dan harus merata diberbagai
daerah. Jangan hanya berkumpul di satu daerah sehingga terjadi
ketidakseimbangan seperti di daerah bali bagian selatan lebih menonjol
pariwisatanya daripada Bali bagian utara.
Langkah
yang kedua dari sektor pertanian, pihak yang berwenang pada bidang pertanian
dari pemerintah maupun nonpemerintah harus bekerja sama dalam pengadaan sosialisasi secara merata dan terus menerus
kepada para petani guna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produk
pertanian mereka. Dari segi pemasaran peran pemerintah diperlukan kembali,
pemerintah harus memberikan harga standar untuk produk pertanian sehingga,
meskipun harga pasaran turun anjlok tetapi para petani tidak sampai mengalami
kerugian.
Selanjutnya
bagaimana cara menghubungkan pertanian dan pariwisata agar mampu bekerja sama
serta saling menguntungkan? Berkaca pada pertanian di Jepang, Pemerintah
Jepang sangat memproteksi petani dan produk pertaniannya. Pemerintahnya membeli
beras hasil tani dengan harga tinggi.dan di sana telah disediakan lembaga
koperasi sebagai tempat untuk menjual produk pertanian mereka.
Jika
hal diatas diterapkan di Bali dan sasaran pembeli dari koperasi adalah pihak
dari hotel atau restoran maka akan terjadi kerja sama yang saling menguntungkan.
Tetapi dalam kenyataan hal ini sepertinya belum diterapkan. Pihak hotel atau
restoran lebih suka membeli produk impor daripada produk lokal. Mereka
beralasan pertama, bahwa produk yang mereka butuhkan dalam jumlah skala besar
sehingga produk lokal tak akan
mencukupinya. Kedua, dari segi kualitas produk impor lebih bagus daripada
produk lokal. Oleh sebab itu, hal yang harus dilakukan bagi pertanian adalah
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian agar mampu bersaing dengan
produk impor. Semoga karena pertanian dan pariwisata akan memberikan dampak
positif terhadap ekonomi dan sosial budaya di Indonesia di masa mendatang.