Sabtu, 12 September 2015

PERTANIAN dan PARIWISATA, BISAKAH BERSATU?



PERTANIAN dan PARIWISATA, BISAKAH BERSATU?
Gambar 1.1

Gambar 1.2
Gambar 1.3

            Indonesia terkenal dengan sebutan sebagai negara maritim karena Indonesia terdiri dari  13.466 pulau. Selain sebagai negara maritim Indonesia juga menyandang gelar yang tak kalah terkenalnya yaitu sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah bermata pencaharian sebagai petani. Sawah terbentang luas dari sabang sampai merauke yang menghiasi pelupuk mata.
            Dalam arti yang sempit pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam.
Sedangkan dalam arti yang luas pertanian adalah segala kegiatan manusia yang meliputi kegiatan bercocok tanam, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan.
            Berhubung judul di atas membahas tentang pertanian dan pariwisata, maka selanjutnya saya akan membahas hal hal yang berkaitan dengan  pariwisata. Kata pariwisata yang berasal dari bahasa Sansekerta, terdiri dari 2 bagian yaitu “pari” dan “wisata”. Kata “pari” memiliki pengertian bersama, atau berkeliling. Sedangkan kata “wisata” memiliki pengertian perjalanan. Bila digabungkan, pariwisata memiliki pengertian melakukan kegiatan perjalanan berkeliling meninggalkan tempat awal, menuju ke tempat yang lain.
            Menurut pendapat saya sendiri, pariwisata adalah sebuah industri hiburan, di mana orang atau sekelompok orang mengeluarkan uang untuk mendapatkan hiburan berupa perjalanan yang menyenangkan dan memuaskan sehingga dapat menghibur hati.Dengan berkembangnya zaman, pariwisata sudah berubah dari sekedar kegiatan untuk mengusir kebosanan menjadi sebuah gaya hidup. Ditambah lagi sekarang adalah zaman globalisasi dimana sesuatu yang awalnya sulit menjadi mudah, masalah berat menjadi ringan, jarak yang awalnya jauh menjadi dekat bahkan terlihat sempit (bumi). Hal ini ada kaitannya  dengan pariwisata, mengapa? Karna dengan canggihnya teknologi dalam hal ini yang dimaksud adalah transportasi seperti pesawat orang bisa pergi kemanapun sesuka hatinya bahkan mengelili dunia dengan mudah.
            Bertolak dari hal di atas, mungkinkah pertanian dan pariwisata bersatu? Apakah pertanian dan pariwisata dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan mewujudkan kesejahteraan ekonomi dan sosial yang berjalan selaras dan seimbang bagi rakyat Indonesia? Baiklah mari kita bahas berikut ini.
            Sebagai objek pembahasan, saya mengambil contoh yaitu propinsi Bali. Alasannya  karena pulau Bali terkenal dengan subak (pertanian), keindahan, serta keunikan budayanya (Pariwisata). Sekarang kita lihat apa perbedaan Bali yang dahulu dengan Bali yang sekarang. Bali yang dulu adalah Bali yang suasananya masih alami, asri, berbudaya (unik dan kental), serta pertanian hampir memenuhi tanah di Bali. Tetapi sekarang Bali tak seindah dulu, Tanah yang dulunya kerap menjadi area persawahan, kini beralih fungsi berubah menjadi area pertokoan, SPA, hotel, restoran, villa, café, dan sebagainya. Tentu saja tempat-tempat tersebut disediakan untuk wisatawan baik asing mupun lokal yang datang ke Bali. Hal ini akan berdampak buruk bagi budaya dan ekonomi Bali di masa depan.
            Pertanian merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh  manusia. Terutama di Bali semakin bertambah tahun penduduk di Bali bertambah semakin banyak dikarenakan jumlah wisatawan setiap tahunnya yang semakin meningkat. Oleh sebab itu pertanian merupakan bidang yang harus tetap dijaga dan dipertahankan kelestariannya jangan sampai punah hanya karena alasan untuk menyambut dan menjamu para tamu tersebut.
            Sebenarnya apa yang menjadi daya tarik Bali sebagai tempat wisata terkenal di dunia? Jawabannya adalah keindahan alam serta kebudayaan yang unik. Keindahan alam yang dimaksud adalah kelautan dan pertainan. Mereka datang ke Bali untuk melihat dan menikmati keindahan serta kebudayaannya. Apa jadinya jika perlahan-lahan area persawahan sedikit demi sedikit berubah menjadi area pertokoan, SPA, hotel, restoran, villa, café, dan sebagainya? Apa yang akan menjadi daya tarik Bali bagi wisatawan asing jika apa yang mereka nikmati di Bali tidak ada bedanya dengan negara asal mereka?
            Memang sektor pariwisata sangat membantu dalam meningkatkan devisa negara. Tapi pemerintah juga harus memperhatikan sektor pertanian serta nasib para petani. Sebenarnya yang membuat  lahan pertanian menjadi alih fungsi lahan adalah kebijakan pemerintah sendiri. Berikut ini adalah fakta mengenai apa yang dialami oleh petani.
Ø  Harga jual hasil produk pertanian dipatok dengan harga yang murah karena para petani tidak mempunyai akses langsung ke pasar, sehingga mereka harus melewati pendistribusian yang panjang.
Ø  Oleh karena itu tidak jarang kalau kita mendengar petani mendapatkan untung yang rendah bahkan rugi. Sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
Ø  pemerintah menaikkan pajak bumi dan bangunan sehingga tidak jarang juga para petani menggunakan solusi terakhir yaitu dengan cara menjual tanah sawahnya. Inilah yang menjadi pemicu permasalahannya.
Ø  Pemerintah lebih condong ke arah pembangunan jangka pendek daripada jangka panjang.
            Lalu langkah apa yang harus dilakukan untuk mencegah dan menangulangi hal buruk mengenai nasib petani dan perekonomian Bali di masa depan? langkah pertama dari sector pariwisata yaitu peran pemerintah yang sangat dibutuhkan. Pemerintah harus membuat kebijakan mengenai pembatasan jumlah investor baik asing maupun lokal yang bermaksud untuk berbisnis di sektor pariwisata seperti hotel, villa, restoran, dan sebagainya harus dibatasi jumlahnya dan harus merata diberbagai daerah. Jangan hanya berkumpul di satu daerah sehingga terjadi ketidakseimbangan seperti di daerah bali bagian selatan lebih menonjol pariwisatanya daripada Bali bagian utara.
            Langkah yang kedua dari sektor pertanian, pihak yang berwenang pada bidang pertanian dari pemerintah maupun nonpemerintah harus bekerja sama  dalam pengadaan  sosialisasi secara merata dan terus menerus kepada para petani guna untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produk pertanian mereka. Dari segi pemasaran peran pemerintah diperlukan kembali, pemerintah harus memberikan harga standar untuk produk pertanian sehingga, meskipun harga pasaran turun anjlok tetapi para petani tidak sampai mengalami kerugian.
            Selanjutnya bagaimana cara menghubungkan pertanian dan pariwisata agar mampu bekerja sama serta saling menguntungkan? Berkaca pada pertanian di Jepang, Pemerintah Jepang sangat memproteksi petani dan produk pertaniannya. Pemerintahnya membeli beras hasil tani dengan harga tinggi.dan di sana telah disediakan lembaga koperasi sebagai tempat untuk menjual produk pertanian mereka.
            Jika hal diatas diterapkan di Bali dan sasaran pembeli dari koperasi adalah pihak dari hotel atau restoran maka akan terjadi kerja sama yang saling menguntungkan. Tetapi dalam kenyataan hal ini sepertinya belum diterapkan. Pihak hotel atau restoran lebih suka membeli produk impor daripada produk lokal. Mereka beralasan pertama, bahwa produk yang mereka butuhkan dalam jumlah skala besar sehingga  produk lokal tak akan mencukupinya. Kedua, dari segi kualitas produk impor lebih bagus daripada produk lokal. Oleh sebab itu, hal yang harus dilakukan bagi pertanian adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas produk pertanian agar mampu bersaing dengan produk impor. Semoga karena pertanian dan pariwisata akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi dan sosial budaya di Indonesia di masa mendatang.